Kisah Nabi Ilyas AS


Nabi Ilyas diutus kepada penduduk Baalbek atau ba’labak, sebelah barat Kota Damaskus (Libanon Timur sekarang).Beliau adalah seorang utusan Allah SWT. Telah terjadi pertentangan antara beliau dan kaumnya tentang berhala yang bemama Ba’l. Nabi Ilyas menyeru di jalan Allah SWT dan mengajak kaumnya tetapi kaumnya mengabaikannya. Mereka cenderung kepada Ba’l.

Bagaimanapun, kaum Bani Israel tidak mempedulikan nasihat nabi itu. Mereka meneruskan perbuatan salah itu, malah dengan riya dan sombong mau membunuh Ilyas pula, sehingga menyebabkan beliau terpaksa menyembunyikan diri.

Ilyas menjadikan rumah kosong di kawasan sunyi untuk bersembunyi. Satu hari, ketika memasuki sebuah rumah untuk bersembunyi, beliau menemui seorang kanak-kanak lelaki, lalu diambilnya kanak-kanak itu dijadikan anak angkat.

Kanak-kanak itu sebenarnya Ilyasa’ bin Akhtab bin Ayuz. Ilyas yang menjadikannya anak angkat sering membawanya ke mana saja, sehingga Allah mengurniakan keberkatan kepada mereka.Ibnu Abbas mengatakan bahwa Ilyas adalah paman Nabi Ilyasa’.

Misalnya Allah menganugerahkan rezeki yang melimpah kepada Ilyas, dengan makanan terus terhidang di mana saja beliau singgah untuk bersembunyi. Anugerah yang luar biasa itu berlaku apabila Ilyasa sudah dewasa.
Keadaan itu menyebabkan orang Bani Israel yang sentiasa memburu Ilyas dapat menghidu kedatangannya. Seorang daripada mereka berkata: “Tentu rumah ini sudah dimasuki Ilyas.”
Walaupun nasihat dan amaran diberikan, kaumnya langsung tidak mendengarnya, malah terus memburunya. Mereka terus menyembah berhala sehingga Allah menurunkan azab, iaitu kemarau yang panjang mengakibatkan semua kawasan tandus.

Hujan tidak diturunkan beberapa tahun, mengakibatkan kebun dan ladang mereka kering, ternakan mati bergelimpangan kerana tiada makanan sehingga mereka mengalami kesukaran untuk mendapatkan makanan dan minuman.

Disebabkan tidak tahan dengan kesengsaraan itu, mereka mengambil keputusan untuk menemui IIyas dengan cara baik. Mereka mau meminta Ilyas berdoa kepada Allah, supaya diturunkan hujan,sekaligus mengembalikan semula kesuburan di kawasan itu.tetapi nabi ilyas tidak mau mendoakan penduduk yang durhaka, maka Alloh memerintahkannya memanggil ilyasa’ menggantikannya, Nbai ilyas a.s. melaksanakan perintah Alloh dengan penuh ketaatan dan hilang secara misteri. terdapat petikan dalam Al-Qur’an:"…dan ingatlah akan ismail,ilyasa dan zulkifli, semuanya termasuk orang-orang yang baik "(shaad,28:48)
ilyasa’ melanjutkan tugas tersebut, ilyasa’ tidak pernah lelah menyeru ke jalan kebaikan kemudian ilyasa’ mendapati bahwa manusia tetap tak mau mendengar seruan ilyasa’. dan kaumnya tetap menerima kemarau yang sangat panjang
Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan Allah SWT pada hari kiamat. Allah SWT menceritakan hal tersebut dalam firman-Nya:
"Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (QS. ash-Shaffat: 123-132)

pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang Nabi yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya dari ayat 23 sampai ayat 49.

"Ilya adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian. Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina’ maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan. Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernafas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.

Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah SWT dan Dia akan selalu bersama kalian." Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam injil Barnabas melalui tulisan Ilya.

sumber: http://www.geocities.com/zaetop/kisah_nabi.htm

0 komentar:

ur coment